Sabtu, 03 Mei 2014

everything change, people too

*post ini saya buat bukan hanya untuk 1 orang. tetapi untuk banyak orang entah pembaca setia blog saya ataupun yang baru baca blog saya. untuk orang yang tidak mengenal saya atau sudah mengenal saya*

''...karena terkadang, orang yang sudah dekat dan mengenal kita hingga puluhan tahun pun mungkin tidak pantas disebut teman,pacar ataupun sahabat. mereka mungkin lebih pantas disebut kenalan. karena disadari atau tidak, ketika kita merasa dan menganggap kita sudah mengenal mereka; sebenarnya kita tidak mengenal sama sekali'' (Quote by: maila'ul)



hai, apa kabar.
aku barusan mengingatmu. sebenarnya tidak hanya barusan. setiap saat aku selalu mengingatmu.
gombal?
terserah kau saja lah, yang jelas aku jujur.

hai, apa kabar.
sudah berapa lama kita saling kenal?
1 tahun? 2 tahun? 3 tahun? 4 tahun? 5 tahun? 10 tahun? 15 tahun?
lama sekali ya rasanya.
tapi entah mengapa, akhir-akhir ini,,,aku malah seperti tidak mengenalmu.

mungkin ini yang dinamakan kejenuhan, kebosanan atau apapun itu orang biasa sebut yang sering terjadi dalam sebuah hubungan.
tapi apa benar yang kurasakan padamu ini adalah bosan?

ah, bila aku melihatmu tertawa seperti itu, entah mengapa aku seperti melihat orang asing yang baru pertama kali bertemu denganmu.
kau berubah.
atau mungkin aku?

aku ingat, tiba-tiba saja entah mengapa bertemu denganmu justru tidak lagi menceriakan hariku.
aku ingat juga hari itu. saat kita hanya diam di sebuah ruangan-dengan jarak yang sangat dekat.
kita dekat. sangat dekat-bahkan aku bisa meraih,merengkuh dan memelukmu.
namun entah mengapa aku justru merasa jauh. seperti ada jurang besar yang memisahkan kita.

kita dekat. sangat dekat. tetapi entah mengapa aku seperti tidak mengenalmu.

keberadaanmu sepertinya tak pernah lagi ku inginkan, aku seperti muak bila melihatmu.
namun jujur saja, bila aku jauh darimu-aku rindu.

ah, aku rindu masa lalu. saat perkenalan kita pertama kali dulu, saat kita masih belum mengetahui satu sama lain-sedang dalam proses pengenalan-mencoba menggali isi hati kita masing-masing.
sekarang, sepertinya aku sudah terlalu mengetahui bagaimana dirimu. dan itu membuat hubungan kita tidak menarik lagi.

menyebutkan apa kesukaan dan apa yang kau benci bisa dengan mudah kulakukan. tetapi, apakah bila kita sudah saling mengetahui kesukaan masing-masing pantas disebut sudah saling mengenal?

aku jadi ingat kata pepatah; ketika kita berfikir bahwa kita tau, sebernarnya kita tidak tau.

ah, ingatkah kau saat awal perkenalan kita dulu?
jujur saja, kau pasti menganggap aku orang yang aneh kan? atau bahkan mungkin dulu kau sempat benci kepadaku?
coba ingat baik-baik bagaimana penilaianmu dulu padaku

.
..
...

sudah?

bagaimana? dulu kau memang menganggapku aneh bukan? bermata kecil dan sipit, berpipi tembam berwajah aneh?

dan hei, sekarang kau malah menjadi dekat denganku!

pernahkah kau disaat malam sebelum tidur memikirkan kembali awal perkenalanmu dulu denganku?

lalu coba, ingatkah saat obrolan pertama kali kita kala itu?
yang bermula dari pertanyaan basa-basi membahas satu topik yang lantas membahas berbagai topik hingga kita tidak menyadari bahwa waktu telah berlalu hingga berjam-jam dan diakhiri dengan tidak mau berpisah dan janji besok akan mengobrol lagi?

ingatkah?

atau pada saat kita mencoba menguraikan dan menceritakan kesukaan dan minat kita masing-masing, pada saat kita mencoba mencari kesamaan dan kecocokan, pada saat kita menceritakan apa yang kita benci dan tanpa sadar ikut membenci apa yang kita benci?

seperti kamu yang tak suka hal-hal berbau korea dan akupun ikut membencinya.

ingatkah juga pada saat kita mendapat permasalahan untuk yang pertama kali? pada saat kita terlibat kesalahpahaman yang membuat kita harus berpisah sementara waktu.
saat kesetiaan dan rasa sayang kita diuji apakah hubungan kita ini pantas berlanjut atau tidak.

saat kita mencoba berbaikan kembali, mencoba melupakan masalah yang ada, mencoba saling menerima kembali; memulai dari awal.

lalu kita pun mulai tertawa kembali. menguraikan mimpi kita masing-masing, berbagi, menangis bersama dan saling berjanji dalam hati untuk tidak mengecewakan satu sama lain dan melupakan.

ingatkah hari itu?

saat hujan datang dan kita habiskan dalam diam sambil menengguk kopi kita masing-masing?
saat hujan datang dan kita terobos dengan penuh keberanian?

saat aku yang menemanimu menunggu dijemput kekasihmu?
saat kita mencoba mencari tau bersama-sama siapakah adik dan kakak kelas yang cute itu?
saat kita menghayal bersama-sama dapat bersanding dengan lelaki-lelaki pilihan kita?
saat kamu dikecewakan kekasihmu pun saat kau bahagia dan dengan segera kamu bagi denganku?

saat kita menertawakan sesuatu yang kita berdua anggap lucu namun mendapat tatapan aneh dari orang karena tidak tau dimana sisi lucu dari apa yang kita tertawakan itu?
saat kita menangis bersama untuk masalah dan duka yang menghampiri kita, saat kita saling berpegang tangan; mencoba menguatkan satu sama lain?
saat aku ataupun kamu dengan berani menegur satu sama lain atas kesalahan yang kita perbuat dengan harapan bisa berubah?

dan pada saat hari itu,
saat kita kembali terlibat masalah ataupun saat kau yang sudah menemukan dunia barumu dan tertawa bersama orang baru yang lebih-menyenangkan, lebih baik daripada aku.

everything change, people too.

I know that.

tapi entah mengapa, saat hal itu benar-benar terjadi, rasanya sungguh menyakitkan sekali.

seandainya aku mengatakan bahwa aku merindukan kamu yang dulu, seperti salah satu lirik lagu, apakah itu boleh?

bukan berarti aku membenci dirimu yang sekarang,tidak.

aku tau, kamu tidak berubah. kamu hanya tumbuh-menjadi dewasa-
tapi jujur saja, aku tidak suka. aku seperti tidak mengenalmu.

atau bahkan sebenarnya -a-k-u-m-e-m-a-n-g-t-i-d-a-k-m-e-n-g-e-n-a-l-m-u

sebuah hubungan agar bisa bertahan memang butuh chremisty. tapi bila rasa itu hilang apa memang benar harus ditinggalkan?

tak bisakah bila terus bertahan?

lalu sekarang bagaimana?
aku sudah mencoba mempertahankan, namun entah mengapa kamu sepertinya tidak melihat pun menyadari hal itu.

tidak rindukah kamu saat kita tertawa lepas bersama dulu?

aku memiliki satu permintaan untukmu, yang kutau meskipun sulit-
aku merindukan kamu yang dulu.
bukan kamu yang sekarang yang sibuk dengan duniamu.

aku ingin kita seperti dulu,
menguraikan kesalahpahaman kita,
meruntuhkan dinding yang memisahkan kita,
mencairkan es dan rasa egois yang ada pada diri kita,
kembali tertawa bersama.

setidaknya, ada alasan yang baik mengapa aku masih harus tetap bertahan berada di tempat yang penuh kepalsuan ini; karena adanya dirimu